 |
 |
1 BAGAIMANA TUHAN MEREKAYASA ,
MERENCA NA KAN & MEMBUAT JAGAT RAYA INI ?
SCIENTIFIC progress biasanya ditemukan dalam langkah
kecil kecil saja. Kita lambat memahami kenyataan. But, once in a
great while seorang SAINTIS akan menemukan langkah Giant Progress
yang mengexplanasikan suatu kebenaran ILMIAH. Bila itu terjadi,
pemahaman kita terhadap kenyataan akan berubah menjadi baru,
forever
1.1 PENDAHULUAN
When we were young - saat kita muda, teringat di waktu
malam bermain bersama teman atau anak anak itu biasa
bertanya : "Siapa ya, yang bisa menghitung banyaknya bintang di langit?"
Pengalaman Carl Sagan direktur Nasa; orang orang
tua kurang memikirkan, justru anak anaklah yang ingin tahu
seperti apa lubang hitam itu; apa komponen terkecil dari
materi, mengapa kita ingat nasa lalu dan bukan ingat masa
depan, .... mengapa ada jagat raya? Kebanyakan orang tua/
guru merasa terganggu dengan pertanyaan pertanyaan
semacam itu karena akan menyingkap keterbatasan pemaha
man kita, manusia. 2)
Jawaban SAINTIS untuk pertanyaan pertama, banyaknya
bintang di langit: Matahari, bumi, bulan, planet Mercurius, Venus,
Mars, Jupiter Saturnus, Uranus, Neptunus & Pluto itu merupakan
sistem matahari dan berada di galaksi Bima Sakti; Galaksi kita ini,
demikian pula galaksi yang lain, dihuni oleh 100 milyard bintang;
Di langit terdapat galaksi Bima Sakti, galaksi spiral, ... sebanyak
100 milyard juga; Jadi total jendral bintang di langit adalah 100
milyard kali 100 milyarad = 10 ribu milyard milyard. Dan inilah
yang dimaksud dengan "jagad raya", bumi dan langit yang berisi
seluruh bintang itu, berbentuk tidak seperti bola namun seperti
"dendeng sapi" atau "telor dadar", pipih - karena efek "inflation" -
dan berada di ruang pakum/ nothingness/ tak seperti apapun.
[Penulis heran mengapa banyaknya neron di otak kita kok
juga 100 milyard, serta kata SAINTIS James Jean; kinerja jagat
raya itu tidak seperti mesin "great machine" namun seperti otak
kita, berpikir - "great thought"]
Sebelum berlanjut, tulisan ini disarikan dari buku kosmo
log nomor satu Stephen Hawking; 1. A Brief History of Time,
1988; 2. Stephen Hawking for beginners, 1996; Dibuka
dengan pertanyaan dasar; Darimana jagat raya itu berasal
dan akan ke mana? Adakah awal jagat raya, dan jika ada apa
yang yang terjadi sebelumnya? Apakah kodrat waktu?
Akankah waktu itu kunjung berakhir?
Pertanyaan pertanyaan Hawking ini aslinya adalah
pertanyaan kuno yang dibenahi lebih menjurus serta lebih
perspektip, yaitu pertanyaan filsuf Yunani Aristoteles 2500 tahun
yang lalu; 1. How is the universe constructed? Bagaimana jagat
raya dibuat? 2. Where is the mind? Dimana pikiran itu? yang
menggema sejak dahulu hingga zaman milenium ini tanpa ada
SAINTIS yang mampu menjawabnya; Kecuali Hawking untuk
pertanyaan pertama, akan kita lihat nanti pada urain selanjutnya.
Dan kata Aristotle selanjutnya bahwa perselisihan antar
manusia itu dikarenakan pertama kurangnya pengetahuan yang
dipunyai manusia, kedua karena orang yang hanya memperhati
kan dirinya sendiri saja, egois. Alias jika memang ilmu kealaman
telah jumbuh, menyeluruh, Hawking pasti bisa menjawab
pertanyaan pertama itu dan tak ada tempat lagi bagi yang egois,
karena antar SAINTIS telah konsensus.
Gambaran singkatnya, di tahun 1995, Hawking
dengan pendekatan ilmiah - dengan dukungan General
Relativity nya Einstein, Eddington, Penzias-Wilson; Quantum
theory of Planck, Heisenberg, SchrÐdinger & Bohr; Quantum
Cosmology of H&H, George Smoot; Expanding universe of
Friedmann, Hubble dan sederet pakar yang lain - menjawab
pertanyaan Aristoteles yang masyhur; "Bagaimana universe
dibuat?" Namun jawabannya paradox, univers bermula
namun juga tak bermula; Dengan kata lain bermula, suatu
penciptaan sedang tak bermula analog tak ada penciptaan,
jagat raya ada dan existansinya berlanjut seterusnya; Juga
ada big bang namun sesungguhnya tak ada big bang.
Maka dia mendambakan munculnya TOE (Theory Of
Every thing) yang akan dapat menjelaskannya, dan pada
dasarnya dapat difahami oleh semua orang tak perlu harus
SAINTIS, hingga kita mengerti pikiran Tuhan. Dia tambahkan:
" Kita belum juga berhasil meramalkan perilaku manusia dari
persamaan matematik" 3)
Seperti dinyatakan oleh filsuf Geston Bachelard bahwa
manusia modern ini akan ditantang oleh permasalahan
permasalah an yang "contra mind " 6 salah dan benar - baik dan
buruk menyatu - paradox. Paradoxical facts ini baru akan
menjadi wajar nanti pada cucu cucu kita kata Hawking;
Einstein sendiri hingga ajalnya menolak yang paradox itu
dengan ucapannya yang terkenal: "Saya tidak percaya Tuhan
bermain dadu dengan jagat raya" - pengertiannya,
bahwasanya hukum Sains itu tertentu/ determinan maka dia
tak percaya kalau hukumnya Tuhan juga awur awuran, acak
acakan, tidak determinan.
Jadi, kalau pengetahuan kita telah melingkup secara
menyeluruh, maka penjelasan kita akan dapat dimengerti oleh
setiap orang, tak hanya SAINTIS namun yang awampun mampu
memahaminya dan tak akan melibatkan yang paradox.
Katakan penulis pakar pengetahuan listrik-elektronik dan
akan saya explanasikan kinerja TV - bagaimana "gambar" dari
stasiun pemancar Jakarta tersiarkan itu bisa kita tangkap dengan
TV kita dirumah? Baiklah, kita ambil satu klos benang layang
layang cap gajah misalnya, lalu dengan bolpoint kita gambari

pada benang itu burung; Kita lolos benang itu yang bagian
teratas maka kita akan mendapatkan seutas benang dengan bercak hitam; Gambarannya yang disiarkan dari Jakarta adalah
seutas benang ini, kita terima lalu kita gulungkan kembali pada
klosnya, maka kita akan mendapatkan gambar burung sesuai
aslinya. Gelombang listrik yang disiarkan pemancar TV, itu
identik dengan seutas benang diatas, mengandung sinal pembuat
raster atau garis garis horizontal sebanyak 600 garis
(=penggulungan kembali benang di klos), sinal gambar (=bercak
hitam benang) prakteknya katakan hanya "tukang ngerem" ....
pengertiannya, pada tabung layar (CRT) itu dari ujung
belakangnya dipancarkan sinar elektron yang akan menumbuk
layar yang diberi fosfor maka akan menyala, atau bersinar putih;
Kalau sinar elektron itu kita rem maka tumbukannya melemah
atau sinar putih hilang atau menjadi bercak hitam. Bercak di layar
identik dengan bercak benang kita, berarti gambar burung akan
di layar. Kalau gambar burung yang berubah disiarkan 50 buah
tiap detik maka itulah tayangan gerakan burung; Kalau disiarkan
tiga utas benang dengan bercak hijau , biru & merah sekaligus
maka itulah TV color! Itulah rekayasa TV yang secara garis besar
dan terfahami oleh yang awam.
Demikian pula explanasi rekayasa jagat raya ini, dan yang detil kita serahkan pada ahli/ pakarnya.
Barangkali giant progress dalam SAINS, pertama, Relativitas umum Einstein (=klasik)yang mampu menjelaskan cosmologi atau
jagat raya, makro kosmos; Kedua,teori quantum Planck yang bisa menjelaskan lingkup/obyek yang sangat sangat kecil hingga
tak terinderakan/ gaib - mikro kosmos; SAINS
terbelah dua klasik - quantum, dan tampaknya terlebih
dahulu perlu kita memahami keduanya secara garis besar
atau menyeluruh dalam konteks isue penciptaan universe ini:
1.2 RELATIVITAS UMUM EINSTEIN
Beberapa dekade yang lalu, yang mengetahui teori
Einstein ini hanya 2 orang SAINTIS Bohr & Eddington saja. Buku
teori setebal 500 halaman itu, saya mempunyai sebuah - diberi
teman. Selama 20 tahun saya baca tetap saja bingung.
Mengapa? ... Karena uraian "pendekatan keseluruhan" tak
diexplanasikan dalam buku itu dan dilain buku belum ada juga

Dengan bahasa Hawking:"Teori teori itu pada
dasarnya bisa difahami oleh semua orang baik saintis
maupun orang awam". Einstein's, the idea of sciences are
essentially simple, comprehendsible to every one". Pada
tahun 1995, sudah meluas explanasi keseluruhannya. Dan
ternyata paradox dengan teori, atau hukumnya Newton.
Menurut Newton buah apel yang jatuh kebumi itu karena
adanya forsa tarik dari bumi yang ber massa besar.
Teorinya Einstein meramalkan bahwa forsa tarik itu
tidak ada. Sebetulnya apel itu tak ditarik bumi, namun apel itu
meluncur (ngglondor, Jw.) ke arah bumi. Teori Einstein
menjelaskan korelasi antara materi dan ruang 6 Dia menemukan,
bahwa materi memberi tahu ruang bagaimana harus -
melengkung dan lalu ruang memberi tahu materi bagaimana
harus bergerak; Jadi tak ada forsa tarik seperti Newton.
Ruang yang berada dekat bumi (atau materi yang massanya
besar) akan melengkung seperti gambar "contong", "terompet" atau kerucut, gambar 1; Makin besar massa-nya
maka makin
memanjang, membesar dan melebar mulut contong hingga peluncuran benda (apel, bintang) lebih deras.
Gambarannya, dalam perjalanan waktu, oleh karena banyak benda benda langit - bintang yang terperangkap & meluncur
ke dalam terompet dari lubang hitam yang sangat besar massanya,maka makin lama massanya bertambah dan peluncuran
menjadi lebih deras lagi hingga sinar yang berada dekat lubang hitam terperangkap pula.
Semakin bertambah massanya maka semakin mulut
contong menjadi melebar hingga bisa jadi seluruh bintang
dalam galaxy tertelan semuanya .... Karena proses selalu
bertamabah ..... maka bisa seluruh isi jagat raya tersedot ....
dengan kata lain jagad raya tidak mengembang namun
menjadi mengerut - mengecil .... terjadi big crunch itu --
semua kembali ke singularitas atau yang maha satu kalau
sangkaka la atau terompet berak si/ dibunyikan; 4) Orang
awam bisa memaha mi fakta/arti terompet karena cocok dengan
imaginasi pikiran, khayalannya. Lihat gambar 1.
SAINTIS Rusia Friedman membuang konstanta
kosmolgi Lambda dari persamaan relativitas Einstein dan
menda pat kan satu univers yang mengembang ... Einstein
marah namun .. dan akhirnya mengakui Lambda itu satu
kekliruan besar, universe tak statis. Prediksi Friedmann
untuk expansi univers dapat diresumekan dengan
mengamati 3 nilai yang berbeda untuk massa univers dalam
term rasio S (Omega).
1. Densitas massa univers lebih besar dari nilai kritis, maka
laju expansi rendah dan massa begitu besar untuk
gravitasi hingga menghentikan expansi dan
membalikkannya. Big crunch terjadi singularitas , S
> 1.
2. Densitas massa lebih kecil dari nilai kritis. Maka univers
mengembang cepat. Gravitas tak mampu
menghentikannya, namun mengerem sedikit. S < 1.
3. Densitas massa sama dengan nilai kritis. Univers expansi
cukup cepat lalu melambat namun tidak berbalik.
Kecepatan expansi menurun asimtotis. S = 1. 5) Lihat
gambar 2.
Suatu segi yang mencolok tentang model Friedmann
yang pertama adalah bahwa jagat raya tidak tak terhingga dalam
ruang, tetapi ruang itu juga tidak mempunyai tapal batas apapun.
Akan kita saksikan bila kita menggabungkan relativitas umum &
asas ketidak pastian dari mekanika quantum, baik ruang maupun
waktu dimungkinkan untuk terhingga tanpa pinggiran atau tapal
batas apapapun.
Untuk memahami 3 kemungkinan diatas secara mudah,
barangkali bisa kita bayangkan bahwa univers itu = sebuah bola
tennis dan dilemparkan keatas; Pelemparan pertama kita yang
melemparkannya keatas, maka bola akan segera kembali jatuh
ke tanah; Lemparan kedua, dengan kekuatan tangan raksasa
maka bola akan menembus langit tak kembali ketanah; Yang
ketiga lemparan oleh pakar matematik dan kekuatannyapun besar
tak bertara, maka atas lemparannya bola akan menembus langit
tak jadi akan kembali ketanahpun tidak juga ... bola mengambang
di angkasa.
Kata Hawking; Laju awal pemuaian jagat raya harus
dipilih dengan sangat cermat agar laju pemuaian selanjutnya
masih begitu dekat dengan nilai kritis untuk menghindarkan
keruntuhan kembali. Ini berarti bahwa memang pasti keadaan
awal dipilih dengat sangat seksama jika model dentuman
besar itu benar sampai ke awal waktu sekalipun. Akan sangat
sukar untuk menjelaskan mengapa jagat raya harus mulai
tepat seperti itu, kecuali bahwa itu perbuatan Tuhan yang
bermaksud menciptakan makhluk seperti kita. ... Kita telah
mengetahui hukum hukum yang mengatur perilaku materi
pada semua kondisi kecuali yang paling ekstrem (inflation
process). 6)
Lalu katanya: Kita tidak tahu berapa banyak materi di
alam semesta ini. Hasil pengamatan sejauh ini menunjukkan
bahwa materi yang ada di alam semesta ini tidak cukup untuk
menahan pengembangan alam semesta. Karena itu, pengem
bang an ini akan terjadi selamanya. Tetapi jika terdapat
materi yang ekstra gelap di alam yang belum kita ketahui,
alam semesta bisa runtuh sekali lagi dan menjadi kerkahan
besar (big crunch). Akan tetapi, big crunch ini akan
merupakan akhir dari alam semesta dan akhir waktu itu
sendiri. Tak tampak adanya cara apapun untuk melanjutkan
big crunch ke sebuah big bang yang baru. Tetapi yang benar
benar pasti adalah bila jagat raya mengerut sekalipun, jagat
raya tidak akan runtuh kembali selama 10 milyard tahun lagi,
karena sekurangnya selama 10 milyard tahun itulah jagat
raya ini telah mengembang. 7) (bisa kita pegang kira kira
umur - life span - jagat raya itu 20 milyard tahun; dan
Hawking tak setuju adanya oskilating univers, penulis)
Suatu paradoks kuno; dapatkah Tuhan membuat batu
yang begitu berat sehingga Tuhan sendiri tidak kuat
mengang kat nya? 6 ya atau tidak jawabannya akan
menyiratkan bahwa Tuhan tidak mahakuasa. 8) (=jawaban
klasik, paradox) Dengan uraian kamar1 & kamar 2 nya Bohr
kita coba menghilangkan paradox kuno tersebut (jawaban
quantum); Kamar 1; kita hanya melihat Tuhan maha kuat
tentu saja membuat batu segede apapun mampu, no
problem; Kita pindah ke kamar 2; melihat bahwa Tuhan maha
berkehendak - mempunyai syarat mula - bahwa batu itu besar
sekali dan seperti dendeng sapi (univers) yang tak bertepi
baik ruang dan waktunya, lalu berkehendak dendeng
diluncurkan ke terompet raksasa (alias Tuhan tidak kuat kan)
.. no problem. Lalu membuat Big Bang lagi (dulu bisa
sekarang ya bisa to) .. no problem; Problemnya yaitu "apakah
syarat mula itu cocok dengan fakta atau wajah/ ciri ciri
univers kita?" Kalau korespondens/ cocok maka berarti
syarat batas tidak salah .... dengan bahasa Hawking; no
boundary proposal tampaknya konsistens dengan observasi
terhadap jagat raya kita.
1.3 TEORI QUANTUM
Obyek tak terinderakan, sangat kecil (bisa yang gaib);
Pancaran hanya dalam catu catu (Planck);
Dalam level quantum semuanya complementary pairs,
pengamatan/ pendefinisian yang cermat pada variabel 1 (kamar
1) akan menghancurkan/ menghilangkan variabel 2 (kamar 2),
dan sebaliknya; kalau pendefinisian tidak ketat/ cermat keduanya
kompatibel, ada bersama sama (Bohr).
The uncertainty principle & Virtual particles; Heisen berg,
menjelaskan bahwa ada batas kecermatan yang kita dapat
mengamati kuantitas phisik tertentu, misalnya posisi, impuls,
enersi dan bahkan waktu. Hingga tak ada kuantitas dengan
ketepatan mutlak.
Partikel & anti partikel yang satu mempunyai enersi
positip , yang lain mempunyai enersi negatip, bila keduanya
bertemu keduanya menghilang, biasa terjadi di pakum dan dekat
dekat lubang hitam.
Prinsip ketidak pastian meramal bahwa enersi dapat
muncul secara kontinu dan menghilang pada skala yang
ditentukan oleh konstanta Plack; Namun dengan persamaan
Einstein E=mc2 enersi ini dapat berubah menjadi partikel dan
anti-partikel muncul & menghilang ... ini dinamakan partikel virtuil
melonjak lonjak dimana mana tepat dibawah ambang dari fakta/
realitas teramati. 9)
SchrÐdinger: Bahasa matematik, model matematik, yang
menggambarkan sifat keduanya - gelombang dan partikel - pada
waktu yang sama, bentuk yang tercantik dari model matematik
adalah persamaan SchrÐdinger, solusinya tentang - fungsi
gelombang menentukan kelakuan dari satu sistem partikel. 10)
Dengan lain kata atau pada aplikasinya model matematik (MM)
tersebut, fakta yang terjadi akan tergantung dari syarat batas
(=syarat mula = kehendak diri) yang diaplikasikan pada MM
SchrÐdinger itu;
I. Syarat batas 1 (kehendak 1) "pasti" menghasil kan materi
(p=h/8);
II. Syarat batas 2 (kehendak 2) "pasti" akan menghasilkan
gelombang (E=nh<).
Kita tahu MM itu sendiri adalah kepastian, namun akan
menggejala ke partikel atau ke gelombang adalah tidak pasti.
Jadi MM dengan syarat batas 1 menelorkan fakta yang material
itu kepastian;
Secara umum & singkat: MM (= Realitas/ kepastian) 6
Pikiran 6 Fakta ; Cogito ergo sum - nya Descartes = Saya berpikir
maka ada, adalah suatu kepastian pula. Saya 6 Pikiran 6 ada,
fakta dari wujut kita. Dalam konteks dengan univers:
I. MM univers 6 Pikiran/ klasik 6 Alam Dunia (jagat raya);
II. MM univers 6 Pikiran/ quantum (No Boundary Proposal) 6
Alam Imaginer.
Saat sekarang, orang/ SAINTIS membedakan Fakta
dengan Realitas karena pemikiran yang mendasar bahwa ILMU
itu sebetulnya tafsiran terhadap Fakta; ILMU bukan semata mata
dunia yang ada di luar sana; Fakta itu jalinan antara subyek "Aku"
sebagai penafsir & obyek dunia yang ada diluar sana; dunia yang
ada di seberang yang ditafsiri adalah ruang pakum atau Realitas
yang di seberang kemampuan pikiran orang, omnipotent ... serba
tak berhingga, tak seperti apapun yang orang tak bakal tahu
Realitas itu sendiri. Namun menurut SchrÐdinger Realitas
menggejala dengan 2 syarat batasnya yang complementary pairs
(2 pikirannya/ kehendakNya) menjadi Fakta yang compelementary
pairs pula. Bayangkanlah, "ikan dendeng" (alam dunia) yang
berada di Realitas/ Nothingness!
Suatu rasionalitas/ deskripsi/ MM tentang suatu hal akan
bisa sulit sekali terfahami tanpa kita menunjukkan salah satu
contoh atau faktanya. Maka MM SchrÐdinger yang teramat sulit
bagi pakar Saintis maupun awam itu kita berikan contoh
contohnya dahulu seperti tersurat diatas;
Then the description as said by Mr Schrädinger himself:
"If the forces and barriers encountered by each particle are
known in the classical sense for a particular syatem, my equation
can immediately be written down. The solution then gives
information about the system at all points in space and at all
times. Wunderbar, ya!" ...Ajaib kan! katanya ...11) Barangkali
tanpa contoh contoh diatas mungkin hanya dia sendiri yang tahu
ucapannya, dan yang pengin tahu betul.
1.3.1 UNIVERS BERMULA
Dengan menggunakan teori Relativi tas Umum-nya
Einstein, Hawking dan Penrose menunjuk kan bahwa konsep
klasik dari waktu harus mulai dengan satu singulari tas pada Big
Bang dan jadi universe berada di satu saat dalam keadaan yang
panas dan rapat. Dan di tahun 1965, fakta gema atau radiasi dari
big bang ditangkap oleh Penzias & Wilson. Dan oleh Cobe 1,
detector nya melihat bekas jabang bayi universe yang padat & membara itu serta mencatat kurva radiasi termisnya, dasar
temperatur dari 2,725° C diatas nol mutlak. Jadi Universe
bermula adalah betul secara ilmiah! 12)
1.3.1 UNIVERS TIDAK BERMULA
Kata Hawking, "Ada selalu yang menda sar, mengganggu
saya yang jika hukum hukum phisika dapat hancur pada saat
mulainya universe, hukum itu bisa pula runtuh saat kapanpun.
Karenanya kita telah mengembangkan Proposal Tanpa Batas
yang menghilangkan singularitas pada saat terjadi nya univers.
Namun ada masalah dalam kosmologi karena orang tak dapat
meramalkan sesuatu tentang univers (atau rekayasa apapun,
penulis) tanpa satu asumsi adanya syarat mula (=syarat batas1,2
= kehendak Tuhan). Banyak orang merasa bahwa syarat batas
bagi univers yang akan menentukan bagaimana univers
beranjak ke keberadaannya adalah pertanya an metaphisika
atau agama dan bukan lingkup SAINS 13);
Pada titik awal, relativitas umumnya Einstein meramalkan
satu singulari tas dan teori itu sendiri tak berlaku lagi. Ini teori
klasik yang waktu & ruang tak dapat digambar kan/ diperikan
oleh persamaan Einstein ketika materi tertekan hebat hingga
densitasnya menjadi tak terhingga. Bagaimana dapat phisika
meramalkan permulaan univers jika semua hukum runtuh tak
berlaku lagi pada big bang"14) .
Satu satunya jalan adalah memakai hukum quantum
yang akan mampu menangani masalah dengan obyek yang
sangat sangat kecil, dan dinamakan quantum kosmologi; Satu
yang baru tentang Cosmology, yaitu Hawking & Hartle (H&H)
mengguna kan trik matematik dari waktu kompleks/ imaginer
untuk menguji semua yang mungkin dari univers yang boleh jadi terbentuk dari keadaan



mula kuantum.Waktu dibagi menjadi dua komponen terpisah,
satu khayal/ imaginer dan satunya riil. Tak seperti yang waktu
riil, komponen imaginer tidaklah hilang pada big bang, dan
teori menjadi berguna pada singularitas. Prosedur kuantum
mekanik yang standard lalu digunakan mengambil suatu
fungsi gelombang untuk univers.
Dalam mulainya univers dipakai pendekatan quantum
seperti terrumuskan diatas: II. MM univers/ Realitas 6 No
Boundary Proposal 6 Alam imaginer, dengan waktu imaginer.
Usulan Tanpa Batas meramal satu univers yang mulai dalam
cara yang licin dan teratur. Mengembang dengan Inflasi
permulaannya, lalu berproses seperti pada model standard
big bang yang panas , kemudian mengembang ke satu
maximum radius sebelum hancur menjadi big crunch
singularitas dalam cara yang tak teratur dan aneh. Waktu riil berakhir pada saat itu, namun universe tetap berlanjut
keberadannya. .... 15)
Univers yang tertutup memenuhi batasan ini. Univers
itu terbatas/ terhingga tetapi tidak punya batas ,
gambarannya seperti dua dimensi dari permukaan bumi;
Digambarkan seperti ini , univers yang tertutup akan tidak
mempunyai permulaan dan keakhiran, namun akan
mempunyai batas hanya di waktu riil. Tetapi komponen
khayalnya berlanjut terus 6 Jadi H&H membuat bahwa yang
mula, big bang, dan yang akhir singularitas, big crunch, dari
univers yang tertutup 6 tak ada dalam t- khayal.16)
[Penulis, ini tidak benar; barangkali disini letak paradox
pemikiran Hawking secara mencolok, orang orang awampun yang
berpikiran logis tentu bersetuju bahwa: adanya permulaan univers
big bang dibuktikan oleh Penzias & Wilson dan dapat Nobel
mereka, lalu dibuktikannya secara sempurna oleh Cobe I;
Kemudian dia menjelaskan permulaan univers dengan quantum
cosmologi dengan sempurna juga. Terus bagaimana mungkin dia
menghapus adanya big bang ini walau dalam alam imaginer
Bagaimanapun, penulis tetap acungkan jempol atas No Boundary
Proposal-nya]
Dari mana jagad raya ini? Dan bagaimana Jagad raya ini
berawal? Hitungan matematis Hawking melibatkan 3 deskripsi
"inflasi", "fluktuasi quantum" dan "prinsip Antropik"; bila orang
bisa memahami garis besarnya 3 hal ini maka akan dapat
gambaran yang baik dari uraiannya tentang jagat raya.
1.3.3 ANTROPIK
Kita mulai dengan apa itu antropik? Dari Cogito Ergo
Sum, saya berpikir maka ada 6 Karena kita ada maka kita berpikir
atau memahami alam ini seperti apa adanya. S a t u c o n t o h
penggunaan asas antropik adalah untuk "menjelaskan" mengapa
dentuman besar terjadi sekitar 10 milyard tahun yang lalu
(sedang terjadinya manusia baru 3 juta tahun yang lalu) - karena
diperlukan waktu selama itu untuk evolusi menjadi makhluk
cerdas. Generasi generasi dini bintang bintang harus terbentuk
dulu. Bintang bintang ini mengubah hidrogen dan helium yang
asli menjadi unsur seperti karbon dan oksigen. Tubuh kita terbuat
dari unsur unsur ini. Kemudian bintang bintang itu meledak
menjadi supernova, dan debunya membentuk planet dan bintang
yang lain. Diantaranya adalah tata surya kita yang usianya sekitar
5 milyard tahun. Satu atau dua milyard tahun yang pertama bumi
terlalu panas untuk perkembangan apa pun yang rumit. Tiga
milyard tahun sisanya digunakan untuk proses lambat evolusi
biologi, yang membawa organisme mulai dari yang paling
sederhana sampai ke makhluk yang mampu mengukur waktu
balik sampai dentuman besar.17)
Hukum hukum SAINS, seperti yang kita kenal sekarang
ini, berisi banyak bilangan fundamental, seperti ukuran muatan
elektrik dan yang lainnya. Saat ini kita tak dapat meramalkan nilai
bilangan ini dari teori saja - kita harus mencarinya dengan
pengamatan. Dalam TOE nanti nilai nilai itu akan ter-ramalkan
semuanya. Fakta yang mencolok adalah bahwa tampaknya nilai
bilangan bilangan ini telah dengan sangat halusnya disesuaikan
untuk memungkinkan berkembangnya kehidupan juga
kelestarian alam.18)
(Ukuran standard ini juga terdapat dalam SCIENCE that
deal with man (HDA / TOE), misalnya life span manusia yang
ideal itu 120 tahun, qualitas standar manusia ideal = 0.5 &
enersinya = 3x1018 joules ..etc..).
1.3.4 INFLASI
Pada tahun 1970 konsep baru inflasi dikemukakan yang
mengusulkan bahwa univers mengembang dari saat mula yang
lebih kecil dari proton ke format yang besar kira kira 10 meter
dalam waktu seperbagian dari satu sekon. Laju pengembangan
sangat tidak umum. Ide ini mampu menjelaskan mengapa bentuk
universe itu pipih seperti "dendeng" , karena densitas massa
selaras secara sempurna ke nilai kritis dari pengembangan yang
pertamanya, ingat pelempar bola tennis yang ahli matematik &
kekuatannya super. Namun expansi yang cepat pada permulaan
ini akan memipihkan jagat raya ke densitas massa yang kritis
seperti dendeng itu.
Juga inflasi ini dapat menjelaskan mengapa background
radiasi begitu uniform; saat pertama kali universe yang sebesar
proton itu semua enersi & materi homogen - seragam. Ketika
terjadi inflasi, homogenitas yang ada pada saat pertamakali di
kembangkan ke univers yang membesar, yang terus
mengembang. Jadi, ketika materi dan radiasi terpisah kira kira
300 000 tahun kemudian, universe tetap saja uniform. 19)
1.3.5 QUANTUM FLUCTUATION
Dari mana jagat raya ini? Galaksi yang 100 milyard itu
ditambah meteor atau benda langit yang lain, totalnya ada kira
kira 10 partikel dalam kawasan 80 yang dapat kita amati. Dari
mana semuanya ini? Teori quantum memberi jawaban bahwa
partikel dapat diciptakan dari enersi dalam bentuk pasangan
partikel-anti partikel (ingat Heisenberg's virtual particles). Tetapi
jawaban ini hanya mengalihkan pertanyaan menjadi: dari mana
enersi itu? Jawabannya adalah enersi total jagat raya itu nol
tepatnya. Materi jagat raya itu memang terbuat dari enersi positip.
Tetapi semua materi itu tarik menarik secara gravitas. Untuk
memisahkan dua benda orang harus mengeluarkan enersi karena
untuk memisahkannya ada kerja melawan forsa gravitas yang
melekatkan 2 benda itu. Dengan kata lain, medan gravitasi
mempunyai enersi negatip. Enersi gravitasi yang negatip ini
dengan eksaknya meniadakan enersi positip yang dikandung
materi.
Jadi enersi total jagat raya tetap nol. Jagat raya dapat
melipat duakan banyaknya enersi materi positip dan juga melipat
duakan enersi gravitasi negatip, tanpa melanggar asas kekekalan
enersi. Ini tidak terjadi dalam pemuaian normal jagat raya ketika
rapatan enersi materi turun jika jagat raya itu membesar. Tetapi
memang terjadi dalam pemuaian inflasioner, karena rapatan
enersi dari keadaan lewat dingin tetap konstan sementara jagat
raya memuai ; bila ukuran jagat raya menjadi 2 kali, enersi materi
positip dan enersi gravitasi negatip keduanya menjadi dua kali,
sehingga enersi total tetap nol. Saat inflasi, jagat raya itu
bertambah begitu banyak. Jadi banyaknya total enersi yang
tersedia untuk membuat partikel menjadi sangat banyak.20)
Singkatnya, materi itu dari enersi ... enersi materi pinjam
dari enersi medan gravitasi.
Walau di ruang kosong pun ada fluktuasi kuantum.
Positip enersi dipinjam dari medan gravitasi yang inflasi untuk
menjadikan materi univers.
Dalam bagian pertama dari satu sekon terjadi inflasi dari univers.
Dari satu proton mengembang menjadi 10 meter diameternya.
Lalu berproses seperti standard big bang normal. 21)
Kehendak Tuhan = no boundary proposal, yang
meramalkan variasi densitas dalam permulaan univers yang
disebabkan fluktuasi quantum dari pakum/ nothingness itu
diverifikasi oleh Cobe II dengan dua antena radiometer
diferensialnya memberikan jawaban "Perbedaan temperatur
antara 2 titik adalah 0.002 derajat".
Proyek George Smoot ini pada tahun 1992 bulan April
membuat pengumuman dramatis bahwa sekarang orang dapat
menjelaskan kejadian yang dilihat dalam univers saat ini dalam
ungkapan, gambar yang terjadi bermilyard tahun yang lalu;
dengan kata lain orang dapat memotret jabang bayi univers ketika
berumur 300 000 tahun atau di tahun yang lain yang kesemuanya
menunjukkan univers yang uniform, materi, bintang bintang
tersebar secara rata.22)


1.4 RESUME
1.4.1 PENGISLAHAN PARADOKS HAWKING
Seperti katanya sendiri setiap orang cenderung
berpikiran klasik - yang benar itu satu - baru nanti anak cucu kita
lain. Sebagaimana dia menyatakan, waktu khayal (alam imaginer)
itu justru yang riil, sedang waktu nyata (alam dunia) sebenarnya
hanyalah isapan jempol khayalan kita semata. Jadi barangkali
yang kita sebut alam imaginer itu sebenarnya lebih bersifat
dasar. Juga dia menyatakan bahwa dualitas partikelgelombangnya
SchrÐdinger itu sebetulnya gelombang saja.
Hingga pendekatan kedua, quantum kosmologi permulaan
univers yang dia beberkan dengan sempurna diatas, dia lalaikan,
dia lalai terhadap MM SchrÐdinger yang dengan dua syarat
batas: 23)
I. REALITAS 6 Relativitas Umum 6 Alam Dunia = bermula
!
II. REALITAS 6 No Boundary Universe 6 Alam Imaginer = tak
bermula !
Gambarannya dalam syarat batas pertama yaitu formula
Einstein dihasilkan universe dengan life-span 20 milyard tahun,
gambar segitiga pertama dari Gambar3. Atau seperti dalam
Gambar 4, digambarkan univers sebagai "ikan dendeng" yang
berada, mengambang/ melayang dalam ruang pakum/
REALITAS.
Katakan REALITAS = Nothingness yang dapat sebagai
sumber enersi atau materi jagat raya, benar benar menyediakan
energi yang tak berbatas, katakan REALITAS itulah yang
merekayasa jagat raya dengan 2 syarat batasnya.
Dengan syarat batas kedua "jagat raya yang tak berbatas/ bertepi
baik untuk ruang dan waktunya" dihasilkan Oskilating Univers
yang Hawking menolaknya, juga SAINTIS Weinberg sebab
entropinya besarnya tak berhingga;
Oskilasi T = 20 milyard tahun, T = 10-17 - analog Penzias
& Wilson yang menangkap background radiation dari big bang,
maka harmonisa dari oskilasinya univers ini dapat kita tangkap T
= 10-9 yaitu oskilasinya masalah masalah besar yang tiap 200
tahun menggejala.
Kita sudah tahu kalau REALITAS menyediakan enersi/
materi yang tak terbatas dan gratis kata Hawking. Coba oskilasi
itu kita ganti dengan gambar segitiga pertama selesai, lalu diganti
segitiga kedua .... dan seterusnya .... namun melingkar hingga
yang terakhir menjadi segitiga yang disebelah kiri dari segitiga
yang pertama. Dalam gambar yang lebih realistis lihat Gambar 4,
ada dendeng dendeng yang melingkar yang mengambang di
REALITAS ... karena melingkar itu berarti berhingga alias
enersinya juga berhingga, dan perhatikan atau bayangkan apa
ada batas ruang dan waktunya ... tak ada.
Principia Newton menganggap ruang itu mutlak, namun
Relativitas khusus Einstein menyatakan, tak ada yang mutlak
semua relatip, klasik; Artinya tiap hal hanya dibandingkan ke
yang lain dalam jagat raya, katakan dendeng saja agar
pengamatan atau penjelajahan kita lebih menyeluruh; Yang mana
dendeng berada di pakum/ REALITAS yang mampu mensuplai
enersi/ materi seberapapun, tak terbatas, mutlak dan tak seperti
apapun ;
Barangkali jawaban quantum, ada yang Mutlak;
"Sepanjang sesuatu merujuk berpijak pada REALITAS itu benar
mutlak, sepanjang rasionalitas cocok dengan fakta itu benar
relatip". .... ...... This is the end of Natural SCIENCE - ILMU
Kealaman telah jumbuh, sudah tunak !
1.4.2 LANGKAH RAKSASA HAWKING
:
1. Dari resume I diatas, Hawking tersirat menjelaskan dalam
bahasa awam sebetulnya Tuhan merekayasa Alam Dunia
dan Alam Akherat (yang hanya khayalan saja, dalam
waktu khayal). Ide "waktu khayal" serta "Syarat npa
Batas" (=Kehendak Tuhan) itulah Langkah Raksasa dari
Hawking! Sebelum ini, menyedihkan ..., para SAINTIS
dihadang dengan banyak kemungkinan paradox yang
bisa menggelikan ....... superstring, turtle theory etc.
2. Alam atau Jagat Raya mengandung bilangan fundamental atau
ukuran standard, bila alam (juga manusia) tidak
mengetrapkannya maka kelestarian tak terjamin.24)
3. TOE harus segera dikemukakan!
1.4.3 LANGKAH KE DEPAN
- Jawaban Aristoteles "Where is the Mind?
- Mengemukakan TOE.
- Pengetrapan TOE.
Dengan demikian risalah kita ini menjadi 4 Bab:
1. Bagaimana jagat raya dibuat?
2. Dimana Akal itu?
3. Apa TOE itu?
4. Dapatkah Barat - Timur Rukun?
Taufik Rusdi, 30 Mei 2000, SOLO



C A T A TA N
1). Sir John Maddox, "Start of a New Frontier or ......", Time ,
(January 1998), Vol: ....: pp 98-99
......." The idea that the research community could have come to
terms with all these revolutions of understanding within the short
space of a century flies in the face of the historical record. More
often than not, deeper understanding is like unpacking a nest of
Russian dolls to find one immage concealed within another. It is
no wonder that we are still asking the questions first posed by the
Greek philosopher Aristotle 2500 years ago: How is the universe
constructed? Where is tha mind? Much of progress in science
consists in asking old questions in new, more penetrating and
more perspective ways". .....
..... " Kelompok riset telah dapat menemukan ide, ungkapan
dalam pengertian pengertian yang revolusioner dalam kejutan
rentang waktu satu abad dan yang akan tertuliskan di catatan
sejarah. Sering terjadi, pengertian yang mendalam itu, kita
dapatkan, seperti membuka bungkusan berlapis Boneka Rusia,
bagai menemukan satu pengertian terselubung, disembunyikan
dari satu dan yang lainnya. Tidaklah mengherankan yang kita
masih mempertanyakan risalah kuno yang pertama kali
dilontarkan oleh Filsuf Yunani Aristotle, 2500 tahun yang lalu:
Bagaimana universe dibuat? Dimana pikiran itu? Banyak
sekali dalam perkembangan ilmu terjadi dengan mempertanyakan
masalah yang kuno dalam kemasan modern, lebih menjurus dan
lebih terarah secara perspektip". .....
2). Stephen Hawking, Riwayat Sang Kala , Pustaka Utama Grafiti,
Jakarta , 1999, pp. xv - xvi
Carl Sagan: " Kita hidup setiap hari hampir tanpa
memahami dunia ini. Kita hampir tidak memikirkan mekanisme
yang menghasilkan cahaya matahari, cahaya yang
memungkinkan kehidupan, tidak memikirkan gravitas yang
melekatkan kita ke bumi. Tanpa forsa (gaya) berat ini kita sudah
berterbangan ke angkasa luar oleh putaran bumi. Kita juga
kurang memikirkan atom penyusun tubuh kita, yang
kemantapannya kita andalkan. Kecuali anak anak (dan mereka
tidak menanyakan pertanyaan penting, karena pengetahuannya
belum cukup), hanya sedikit dari kita yang mau membuang
waktu untuk bertanya tanya mengapa alam seperti ini; dari mana
jagat raya itu berasal, atau akankah jagat itu selalu ada, apakah
kapan kapan waktu itu akan mengalir balik sehingga akibat akan
mendahului penyebabnya; atau adakah batas terakhir bagi
pengetahuan manusia. Bahkan ada anak, dan saya telah bertemu
dengan beberapa, yang ingin tahu seperti apakah lubang hitam
itu; apa komponen terkecil dari materi; mengapa kita ingat masa
lalu dan bukan ingat masa depan; bagaimana gerangan jika dulu
kacau dan sekarang tampaknya teratur; dan mengapa ada jagat
raya?
Dalam masyarakat kita , orang tua dan guru masih
terbiasa menjawab kebanyakan pertanyaan di atas dengan
angkat bahu, atau dengan menghubungkan ke ajaran agama
yang samar samar diingatnya. Beberapa merasa terganggu oleh
isu semacam ini, karena isu ini begitu jelasnya menyingkap
keterbatasan pemahaman manusia.
Tulisan Carl Sagan ini pada tahun 1987, sedang
tulisan atau CATATAN ini baru di tulis tertanggal 17 Agustus
2002 - atau setelah buku ini selesai diketik seluruhnya;
Penulis maksudkan, bahwa catatan ini merupakan
pendekatan keseluruhan; Katakan pendekatan dengan TOE
6 Non Violence Solved ! Dunia Damai kan.
.... Untuk memahami dunia ini, benar kita kurang memikirkan
ketimbang anak anak kita; Ini bukannya kita cuek atau tak ambil
pusing keadaan sekeliling, namun terus terang saja pak Sagan,
pak Hawking itu belum bisa tuntas menjelaskannya, mereka
masih dengan pendekatan partiil hingga bingung kok hasilnya
paradox? Mereka berdua SAINTIS dan paradox merupakan hal
yang tabu bagi ILMUWAN. Paradox Russell (dari Bertrand
Russell) dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan: "jika p benar
maka p salah", atau "jika p salah maka p benar"; Universe
bermula betul, ada terus tak ada yang membuatnya alias tak
bermula juga betul, betul ilmiah artinya secara rasional & empiris
cocok, konsisten.
Kembali dulu pada pertanyaan ; "Adakah batas terakhir
bagi pengetahuan umat manusia?" Kita tahu sudah bahwa
perkembangan pengetahuan manusia dan jagat raya itu sinkron,
dan pada waktu paruh sekarang ini pengembangannya sudah
tunak (steady state, dari lengkung asimtotis), tapi Hawking tak
setuju ... masak sains sos masih tanpa matematik .... etc ... etc.
Pengetahuan orang memang sudah tunak dan TOE sudah kita
kemukakan; Maka paradox Russell harus bisa dijelaskan, tak
usah menunggu anak cucu kita yang akan mampu
menerangkannya ... gambarannya paradox itu antropik 6 apa
adanya, alam itu seperti itu ... disatu saat sinar itu = gelombang,
namun pada waktu yang lain sinar itu = partikel .... Carl Sagan /
USA versus Hawking / UK keduanya kosmolog modern, hasil
yang paradox dari Hawking 6 Ruang Kosong (=Gung Liwang
Liwung = GLL yang memenuhi 4 ayat surat Al Ikhlas = God) yang
energinya nol namun ternyata GLL mampu mensuplai energi
seberapapun saat mengkonstruksikan materi jagat raya, atau
energinya tak berhingga .... hingga dibawah Carl Sagan, as
SCIENTIST, menyatakan bahwa setelah selesai Tuhan membuat
jagat raya, maka GLL energinya nol lagi ... so here HE sat
nothing else to do .... 4 4 3 2 1
Buku Riwayat Sang Kala ini juga membahas Tuhan ...
atau barangkali tidak hadirnya Tuhan di dalamnya. Hawking
memulai penyelidikan untuk menjawab pertanyaan terkenal yang
dilontarkan oleh Einstein adakah Tuhan punya pilihan dalam
menciptakan jagat raya ini? Seperti dinyatakannya secara explisit
, Hawking mencoba memahami pikiran Tuhan. Kesimpulan
upayanya ini lebih tidak disangka sangka lagi, sekurangnya
seperti ini: suatu jagat raya yang ruangnya tidak bertepi, yang
waktunya tidak berawal dan berakhir, dan yang Penciptanya tidak
perlu berbuat suatu apa pun lagi".
Penjelasan Paradox Russell:
p = [Tuhan yang di satu saat energinya nol 6 E = 0, namun di
saat yang lain energinya tak berhingga 6 E = 4 ]
"jika p benar maka p salah", atau "jika p salah maka p benar"
"jika p [E=o] benar maka p [E=4] salah" ,
atau "jika p=[E=4] salah maka p=[E=0] benar"; Maka dengan
pendekatan apa adanya, antropik, barangkali paradox Russell
bisa kita explansikan, bukan ?
Sekarang dalam TOE , bila orang bisa tahu pikiran/ kehendak
Tuhan maka permasalahannya akan terselesaikan!
GLL itu merupakan rujukan mutlak 6 KURSI atau pijakan =
referensi yang terakhir/ mutlak: GLL itu kursi dari jagat raya
maupun atom !
Resume: Barangkali, dengan asas antropik yang tepat, maka kita
bisa mengislahkan 2 saintis top USA & UK, juga paradox Russell.
Jadi yang antropik memang paradox tergantung satu
demi satu pemilihan akal/ mind; Dengan kata lain, sederhana
saja, "Bicara itu satu demi satu yang urut! Jika tidak bisa paradox
dan terjadi perselisihan!".
3). Ibid. pp. 182-183.
.... Sekitar tahun 1920, jika Eddington dapat dipercaya,
hanya dua orang yang memahami teori umum relativitas.
Sekarang puluhan ribu mahasiswa pascasarjana menguasai teori
itu, dan jutaan orang sekurangnya kenal dengan gagasan dalam
teori itu. Jika kelak teori terpadu yang lengkap itu ditemukan,
hanya soal waktu untuk mencernakan dan menyederhanakan
dengan cara yang sama seperti teori relativitas dan diajarkan di
sekolah sekolah, sekurangnya garis besarnya. Maka kita semua
akan mampu memahami hukum hukum yang mengatur jagat raya
dan bertanggung jawab atas eksistensi kita.
Bahkan jika benar kita menemukan suatu teori terpadu
yang lengkap, tidaklah akan berarti bahwa kita mampu
meramalkan peristiwa pada umumnya, karena dua alasan.
Pertama, keterbatasan kemampuan ramal kita sehubungan
dengan asas ketidak pastian. Tidak ada cara untuk menghindari
keterbatasan ini. Tetapi dalam praktek keterbatasan pertama ini
tidaklah terlalu mengungkung kita seperti yang kedua berikut ini.
Keterbatasan kedua ini timbul dari fakta bahwa kita tidak dapat
dengan eksak memecahkan persamaan teori, kecuali yang
sangat sederhana. (Bahkan kita tidak mampu memecahkan
dengan eksak persamaan gerak tiga-benda dalam teori gravitas
Newton, dan kesulitan ini bertambah dengan bertambahnya
benda dan dengan makin kompleksnya teori.) Kita telah
mengetahui hukum hukum yang mengatur perilaku materi pada
semua kondisi kecuali yang paling ekstrem. Khususnya kita
mengetahui hukum dasar yang mendasari semua kimia dan
biolgi. Toh tentu kita tidak mengecilkan kimia dan biologi menjadi
berstatus problem terjawab; kita belum juga berhasil
meramalkan tabiat manusia dari persamaan matematik! Jadi,
bahkan jika kita benar menemukan seperangkat lengkap hukum
dasar, masih diperlukan waktu bertahun tahun untuk
mengembangkan metode aproksimasi yang lebih baik, sehingga
kita dapat membuat ramalan yang berguna mengenai hasil dalam
situasi yang realistis dan rumit. Bukan hasil yang pasti, melainkan
hasil yang boleh jadi. Tugas mengembangkan metode
aproksimasi tersebut akan merupakan tugas yang secara
intelektual menantang. Suatu teori terpadu, konsisten, dan
lengkap barulah langkah pertama: sasaran kita adalah satu
pemahaman yang lengkap akan peristiwa di sekitar kita, dan akan
eksistensi kita sendiri.
Karena HDA sudah kita temukan, yang Hawking belum
mendengarnya, maka sebetulnya dalam TOE kita bisa memahami
bukan hanya hukum hukum yang mengatur jagat raya (+ kimia &
biologi) namun juga hukum perilaku orang atau kaidah agama;
Dan bukannya kita harus hanya mengembangkan metode
aproximasi, namun kita harus mengkoleksikan ukuran ukuran
standar/ mizan kealaman dan sosial yang dalam TOE benar
benar secara teoretis muncul - menampakkan dirinya.
Dengan lain kata TOE itu merupakan kemanunggalan
Hukum Alam dan DIN/ Qur`an, yang merupakan satu bangunan
kebenaran atau adalah paradigma/ aturan dan standar unit/
mizan universil.
Menurut inspirasi Hawking diatas, kita harus bisa
memahami peristiwa di sekitar kita atau saat saat sekarang ini;
Yang menurut Aristoteles/ Toynbee dan Qur`an/ Ronggowarsito
, bahwa perselisihan antar manusia itu disebabkan oleh ; pertama
kurangnya pengetahuan yang dipunyai manusia, kedua karena
orang yang hanya memperhatikan dirinya sendiri saja, egois
[ analog Qur`an (3/19) & (2/213) ] .. "zaman edan" - "kala bendu"
; Selain itu, menurutnya, kita harus memahami akan eksistensi
kita 6 Yang hidup di tahun 2000-an ini ; Kalau misalnya kita ini
terlahir se abad yang lalu barangkali kita hanya akan mengalami
zaman penjajahan Belanda saja; Bayangkanlah kita hidup
sekarang ini telah mengalami zaman yang komplit, zaman
Belanda, zaman Jepang, zaman perjuangan kemerdekaan, orde
lama - orde baru, yang penuh dengan KKN karena krisis
pemahaman, ... zaman edan hingga Indonesia terpuruk
berkepanjangan dalam krisis segalanya, critically stress; Namun
menurut Prigogine justru pada titik kritis ini - "zaman akhir" orang
akan bertransformasi ke kesejahteraan dalam arti yang
sesungguhnya - zaman "Kala Subo"; Menurut Permadi SH 6
Sekarang ini 2002 masih zaman kala bendu, 2 tahun lagi kita
masuk ke zaman kala subo.
4). J.P. Mc Evoy and Oscar Zarate, Stephen Hawking for
Beginners, Icon Book Ltd., Cambridge, 1995, pp. 38-46.
The Field Equation - What do they mean ?
The 36-year old professor had produced a set of
mathematical equations which gave the details of the relationship
between the curvature of space and the distribution of mass in the
Universe. Einstein found that matter tells space how to curve and
then space tells matter how to move - a new way to describe
gravitation. No forces. A mind flip is necessary to jump between
the two pictures of gravitation.
Contained within these miraculous equation is the
explanation of the perihelion shift of mercury, the degree of
bending of starlight, the existance of gravitational waves,
information on the singularities of space time, the description of
the information of neutron stars and black holes, even the
prediction of the expansion of the Universe. That's the good
news.
The bad news is that the mathematics is extremely difficult. There
are some 20 simultaneous equations with 10 unknown quantities.
The equations are almost impossible to solve except in situation
where symmetry of energy considerations reduce them to simpler
forms.
If we ignore the cosmological constant lambda (which
doesn't belong there anyway) and consider free space where the
mass tensor is zero, the equations can be written very simply ....
Rik = 0 this is called the vacuum solution.
Visualising Curved Space: The Rubber Sheet Model
Einstein's gravitation is quite unusual, compared to other
field theories like electricity or Magnetism, in that the description
of motion (i.e. how an object moves) is already built into the field
equations (how space time is curved). This can be understood
with the help of a simple model - call it the rubber sheet picture.
Consider a billiard table with the slate top and felt cover
replaced by a tault thin rubber sheet which is highly stretchable.
If a light object (e.g. a ping pong ball) is rolled across the sheet,
it will move more or less in a stright line. This simulates flat space
and the ping pong ball's path corresponds to the stright line
motion of special relativity.
Now place a heavy billiard ball in the center of the sheet,
causing it to become curved with a depression at the center. The
model now simulates the curvature of space near a central mass
as described by general relativity.
The simplest case (other than a stright line) is when the
depression just captures the moving object to produce a circular
orbit. Note this occurs without the need of any centripetal force to
keep the object in orbit, as in Newton's picture.
The object would like to move in a stright line, but the
space is curved, so it moves in a circle around the center. It is
simply moving along a path of least resistance in the curved
space. This is the General Relativity's representation of how a
planet is captured in an orbit around he sun.
If the object is moving on a line directly towards the
center, it falls right into the depression and accelerates into the
attracting center. This is a rpresentation of a meteorite crashing
into the sun or the earth.
With such diagrams it is now possible to visualize the
distinct and utter difference between Newton and Einstein. Eintein
has replaced Newton's gravitational force with curved space.
21
The Schwarzschild Geomety
In 1915 the same year as Einstein's publication, the
German mathematician Karl Schwarzschild sent a paper to
Einstein. Schwarzschild used elegant mathematical analysis to
produce an exact solution to the equtions for an arbitrary
spherical body, like a star. The solution intrigued Einstein greatly
because he himself had only been able to arrive at an
approximate solution to his own equations and thought that an
exact solution of the equations would never be found. Look at
Figure 1.
5). Stephen Hawking, Riwayat Sang Kala , Pustaka Utama Grafiti,
Jakarta , 1999, pp. 51-52.
..... Akhirnya dalam model Friedmann ketiga, dengan sekadar
laju pemuaian yang kritis, ruang itu datar (dan karenanya juga
tidak terhingga). Lalu model Friedmann manakah yang
menggambarkan jagat raya kita? Akankah jagat raya itu akhir
akhirnya berhenti memuai dan mulai mengerut, ataukah akan
memuai selamanya? Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu
mengetahui laju pemuaian jagat raya itu sekarang ini dan rapatan
rata rata sekarang ini. Jika rapatan itu lebih rendah dari pada
suatu nilai kritis tertentu, yang ditetapkan oleh laju pemuaian, tarik
menarik gravitasi akan terlalu lemah untuk menghentikan
pemuaian. Jika rapatan itu lebih besar ketimbang nilai kritis itu,
gravitasi akan menghentikan pemuaian pada sesuatu waktu di
masa depan dan menyebabkan jagat raya itu runtuh (mengerut)
kembali.
6). Stephen Hawking, Riwayat Sang Kala, op. cit., p.138 & 183
.... Laju awal pemuaian juga harus dipilih dengan sangat cermat
agar laju pemuaian ... dekat dengan nilai kritis untuk menghindar
keruntuhan ... penjelasan mulainya dengan tepat sekali itu sulit
sekali .... kecuali bahwa itu rekayasa Tuhan yang bermaksud
menciptakan makhluk seperti kita.
7). Tim CIMM, Millenium Evening - Stepheh Hawking , Mizan,
Bandung , 1998, p. 129.
Pertanyaan Sakhile Moyo : " Jika anda percaya bahwa
berbagai galaxi di sekeliling kita akan runtuh lagi, apakah ini
merupakan Big Bang yang lain?"
Jawab Hawking: "Kita tidak tahu berapa banyak materi di alam
semesta ini. Hasil pengamatan sejauh ini menunjukkan bahwa
materi yang ada di alam semesta ini tidak cukup untuk menahan
pengembangan alam semesta. Karena itu, pengembangan ini
akan terjadi selamanya. Tetapi jika terdapat materi yang ekstra
gelap di alam yang belum kita ketahui, alam semesta bisa runtuh
sekali lagi dan menjadi kerkahan besar (big crunch). Akan tetapi,
big crunch ini akan merupakan akhir dari alam semesta dan akhir
waktu itu sendiri. Tak tampak adanya cara apapun untuk
melanjutkan big crunch ke sebuah big bang yang baru. Tetapi
yang benar benar pasti adalah bila jagat raya mengerut sekalipun,
jagat raya tidak akan runtuh kembali selama 10 milyard tahun
lagi, karena sekurangnya selama 10 milyard tahun itulah jagat
raya ini telah mengembang".
8). Stephen Hawking, Riwayat Sang Kala, op. cit. , p. 180.
...... paradoks kuno: dapatkah Tuhan membuat batu yang begitu
berat sehingga Tuhan sendiri tidak kuat mengangkatnya? [ ya
atau tidak jawabannya akan menyiratkan bahwa Tuhan tidak
mahakuasa].
.... gagasan bahwa Tuhan mungkin ingin berubah pikiran
merupakan contoh pemikiran yang keliru ..... ... Tuhan tahu benar
apa yang Dia maksudkan ketika menciptkan jagat raya, ..
manusia .... Tuhan tahu dan engkau tidak tahu/ Allah ya'lamu wa
antum la ta'lamu.
9). J.P. McEvoy , Sthephen Hawking for Beginners , op. cit. , p.
136 ... The Uncertainty priciple & Virtual Particles : ...
10). Ibid. , p. 158
Waves & Particles: Nature's Joke on Physicist
Experimen telah menunjukkan bahwa suatu dualitas
gelombang/ partikel ada di alam. Misalnya, seberkas sinar
menghasilkan efek interferensi (beraksi seperti gelombang)
namun juga menendang elektron keluar dari permukaan satu
metal (beraksi seperti partikel). Hal yang semacam bahwa
elektron berperilaku dengan sifat sifat partikel, namun seberkas
sinar elektron menghasilkan pola difraksi (gelombang) bila kita
lalukan lewat kisi kisi sisir.
11). Ibid. p. 158
... " Jika forsa/ gaya dan rintangan yang dijumpai oleh partikel
yang manapun diketahui dalam pendekatan klasik untuk sistem
tertentu, persamaan saya dapat segera dituliskan. Hasilnya
memberikan penjelasan tentang sistem tersebut di segenap titik
di ruang dan di semua waktu. ... Wunderbar , ya!".
12). Ibid. , 168
Cobe: The greatest Discovery of all Time (?)
Cobe took twelve years to design and carry out, but the results
were nothing short of spectacular. Launched in 1989, the
instrument took only 8 minute to verify the conclusions based on
the 1964 measurements of Penzias and Wilson, but this time at
many different wavelengths. The data traced out a near perfect
thermal radiation curve for a background temperature of 2.725
degrees C above absolute zero.
This Cobe I which used an absolute microwave radiometer
calibrated by a bath of liquid helium on board the satelite. The
results proved without a doubt that the detectors were looking at
the remnant of the hot, dense state of the early Universe which
we call the big bang. Such a curve would have thrilled Max
Planck, as did the American Astronomical Society when first
presented in 1990.
But the big news was still to come Cobe II used a
sensitive differential microwave radiometer (DMR) which doesn't
measure the absolute temperature of the radiation at a given point
in the sky; rather, it measures the different in temperature
between two points. The Cobe I single antenna gives the answer:
" The temperature at point A is 2.725 degree". But the Cobe II
dual antenna differential radiometer gives the answer: "The
temperature difference between point A and point B is 0.002
degree."
13). Ibid. , 156
...... the No Boundary Proposal which removes the singularity at
the beginning of the Universe. ... Cosmology can not predict
anything about the Universe without an assumption about the
initial condition; All one can say is that things are as they are now
because they were as they were at an early stage. .... Many
people feel that the initial conditions for the Universe that
determine how the Universe began is a question for metaphysics
or religion rather than science.
14). Ibid. , 153
Why do we need Quantum theory?
In the big bang model of the Universe, the general theory of
relativity provide a reliable programme for describing the evolution
of our Universe from just moments after time = 0 to the present
day. However , thanks to Hawking, we now know that, at the
starting point, general relativity predicts a singularity and the
theory breaks down. It is a classical theory and time and space
cannot be described by Einstein's equations when matter is
crunched together at such unbelieveable densities. How can
physics predict the beginning of the universe if all the laws break
down at the big bang? 6 Quantum theory must be used!
15). Ibid. , 162
17 January 1995 .... Real time ends at that point, but the
Universe continues to be. ... = Universe in the imaginary time
16). Ibid. , 161
J.P. McEvoy : " By choosing only universes with no boudaries -
either in space or time - H & H obtain results which seem
consistent with observations on our Universe."
Closed Universe satisfy this restriction. They are finite but
have no edges, something like the two-dimensional surface of the
earth. They expand, come to a halt, then fall back to the same
state like the points on the rim of the bowl. Depicted in this way,
closed universe would have a beginning and an end, and would
therefore have boundaries only in real time. The imaginary
component, however, is continuous. So H & H make the initial and
final singularities of the closed universe disappear.
They also demonstrate that uniform universe are the most
probable and end up predicting that our Universe is both closed
and uniform - a finite sphere of space - time with no edges.
From Nasa infrared Satelite photographing uniform distribution of
galaxies.
17). Stephen Hawking, A Brief History of Time, Transworld
Publisher Ltd, London , 1992 , p. 124
... One example of the use of the anthropic principle ....
18). Ibid. , p. 125
.... The laws of science .... fundamental numbers (mizan -
standard measure) ...... These standard measure seem to have
been very finely ajusted to make possible the development of life.
.... One can take this either as evidence of Devine purpose in
Creation and the choice of the laws of science or as support for
the strong anthropic principle.
19).J.P. McEvoy , Stephen Hawking For Beginners, Ibid. , p. 163
Inflation
In the late 1970s, a new concept of inflation was introduced which
proposed that the Universe expanded from an initial state smaller
than a proton to a macroscopic size about ten meters across in
only a fraction of a second. The rate of expansion was enormous.
The idea solved two problems which had been nagging
cosmologists for years.
1. Why is the Universe so flat, i.e. shows no evidence of
curvature?
2. Why is the cosmic background radiation so uniform?
20). Stephen Hawking, Riwayat Sang Kala, Ibid. , p. 129
Materi bintang bintang, galaxy itu asalnya dari mana?
E=mc partikel 2 dapat tercipta dari energi dalam bentuk pasangan
partikel anti partikel = energi fluktuasi quantum. Energi dari ruang
kosong (Gung Liwang Liwung = GLL) itu = 0 ; Demikian juga
energi jagat raya = 0. Karena GLL itu mengandung fluktuasi
quantum yang tak berhingga, maka bisa diambil seberapa saja
energi untuk pembuatan materi jagat raya; Materi itu energi
positip, sedang gravitasi itu energi negatip yang berpasangan
simetri hingga tetap saja GLL dan jagat raya energinya = 0.
Namun kita bayangkan tatkala membentuk materi jagat
raya itu GLL bisa mensuplai energi seberapa saja alias GLL
energinya tak berhingga.
Dengan demikian orang mampu memahami paradoks
Russell. Lih. 3) !
21). J.P. McEvoy, Stephen Hawking For Beginners, Ibid. , p. 163
Inflasi itu pengembangan jagat raya dari satu proton
menjadi 10 meter!
22). Ibid. , pp. 167 - 168 - 169.
.... However both the big bang singularity and quantum
fluctuation could be proved if very accurate absolute and
extremely sensitive differential measurements were made of the
cosmic background radiation. This was George Smoot's project -
to look for evidence of ripples in space time of the 300 000 years
old Universe. In April 1992, after more than two years of data
collecting and analysis, Smoot and his team made a dramatic
announcement. The Cobe satelite had detected tiny temperature
variations of the order of about one-hundred-thousandth of a
degree in the background radiation.
According to computer generated plots of the entire sky,
the temperature was minutely higher in the direction of the large
galactic clusters and slightly lower in the great cosmic voids.
Resume: Fakta kejadian miliardan tahun yang lalu bisa
kita potret dalam waktu sekarang ini.
23). Stephen Hawking, A Brief History of Time, op. cit. , pp. 172 -
139 - 172.
Hawking : " Quantum mechanics deals with this situation
via a class of quantum theories in which particles don't have well
defined positions and velocities but are represented by a wave.
The quantum theories are deterministic in the sense that they give
laws for the evolution of the wave with time. Thus if one knows the
wave at one time, one can calculate it at any other time. The
unpredectable, random element comes in only when we try to
interpret the waves in terms of the positions and velocities of
particles. But maybe that is our mistake; maybe they are no
particle positions and velocities, but only waves. It is just that we
try to fit the waves to our preconceived ideas of positions and
velocities. The resulting mis match is the cause of the apparent
unpredictability."
.... " This may suggest that the so called imaginary time is really
the real time, and that what we call real time is just a figment of
our imagination. In real time, the universe has a beginning and an
end at singularities or boundaries. So maybe what we call
imaginary time is really more basic, and what we call real is just

an idea that we invent to help us describe what we think the
universe is like. But according to the approach that a scientific
theory is just a mathematical model we make to describe our
observations; it exists only in our minds. So it is meaningless to
ask: Which is real, "real" or "imaginary" time? It is simply a matter
of which is the more usual description."
Fakta tergantung kehendak/ pikiran/ akal !
# Demikian pula untuk formula SchrÐdinger; MM
SchrÐdinger - yang tak seperti apapun - dimasukkan satu syarat
batasnya yaitu syarat batas 1 6 terjadi Fakta 1 yang berujut
materi; Syarat batas 2 6 terjadi Fakta 2 yang berujut gelombang.
# Sama persis untuk rekayasa jagat raya; Syarat batas
1 = MM Einstein's General Relativity ; Syarat batas 2 = Quantum
Cosmology - No Boundary Proposal sebagai kehendak Tuhan;
Terjadi Fakta Alam Dunia & Alam Imaginer/ Akherat.
Perhatikan Bohr's pindah kamar 1 6 2, saat Formula
Einstein General Relativity gagal di mikro kosmos maka harus
ganti kamar ke quantum cosmology!
24). Hawking, A Brief History of Time, op. cit. , p. 125 = 18)
[ ]
|